Seminar yang dilaksanakan bertempat di kulibul ini menampilkan pembicara P.Eman weroh S.V.D (Musisi,komponis,Dosen musikliturgi STFT Ledelero),Rm.Sintus Nahak P.r (Ketua komisi liturgi keuskupan denpasar-rektor seminari kuta ),Drs.I wayan lingga ( Dosen kajian biblis).
Hadir pada ksempatan ini juga para aktivis,DPP,penggerak basis,para mahasiswa,termasuk mahasiswa inerie united,wartawan dan biarawan-biarawati.
Kegiatan yang berjalan selama 3 jam ini banyak memberikan manfaat dalam hal penggunan musik yang baik dalam melaksanakan upacara liturgi yang kebanyakan sering skali disalah gunakan.
Menjadi anggota Gereja Katolik berarti kaum muda masuk dalam budaya
kristiani. Ingatlah, budaya kristiani tumbuh dan berkembang dalam
perjalanan sejarah dengan menyerap dan menyaring banyak budaya di dunia.
Maka ungkapan iman dalam liturgi memiliki dimensi interkultural.
Apalagi kaum muda sedang mencari pandangan hidup (philosophy of life).
Dalam situasi psikologis kaum muda ini, justru melalui nyanyian
liturgis, Gereja memberikan dan menanamkan pandangan hidup kristiani
(christian philosophy).
- See more at: http://www.hidupkatolik.com/2012/05/28/jacobus-tarigan-pr-musik-liturgi-untuk-orang-muda#sthash.2IDSm3ie.dpuf
Dewasa ini, dengan perkembangan teknologi informasi melalui media
elektronik dengan berbagai tayangan seperti musik-musik pop, telah
mempengaruhi musik liturgi gereja Katolik. Fenomena ini menimbulkan
perbedaan persepsi antara kaum muda dan orang tua dalam memaknai musik
pop dalam liturgi. Di kalangan orang tua, musik pop sebagai musik
hiburan tidak dapat dijadikan musik liturgi yang sakral karena
mengaburkan nilai-nilai liturgi yang sesungguhnya. Sementara bagi kaum
muda, musik pop dapat mendukung suasana hati mereka dalam liturgi,
sebagai suatu bentuk ekspresi dalam berkomunikasi dengan Tuhan. Selain
dalam konteks liturgi, musik pop sebagai motivasi bagi kaum muda untuk smangat dan berperan aktif..
Kaum muda memiliki
peranan penting dalam musik dan merupakan daya penggerak yang mempersatukan mereka dalam suatu
ikatan sosial yang kuat sehingga mereka memiliki semangat pengabdian
kepada gereja. Kehadiran musik di jaman ini dalam liturgi di atas merupakan
tantangan terhadap tradisi musik gereja. Persoalan tersebut bukan saja
terjadi karena faktor internal gereja tetapi juga oleh faktor eksternal
karena terkait dengan perkembangan global budaya populer yang
mempengaruhinya. Musik merupakan sebuah produk budaya yang terus menerus
berkembang seiring perkembangan zaman yang berdampak pada perubahan
selera masyarakat (gereja) terhadap musik.
Kegiatan ini ditutup dengan pembagian snack, sertifikat , dan vcd lagu.
smoga kegiatan ini bermanfaaat bagi generasi muda..
salam inierie.
Menjadi anggota Gereja Katolik berarti kaum muda masuk dalam budaya
kristiani. Ingatlah, budaya kristiani tumbuh dan berkembang dalam
perjalanan sejarah dengan menyerap dan menyaring banyak budaya di dunia.
Maka ungkapan iman dalam liturgi memiliki dimensi interkultural.
Apalagi kaum muda sedang mencari pandangan hidup (philosophy of life).
Dalam situasi psikologis kaum muda ini, justru melalui nyanyian
liturgis, Gereja memberikan dan menanamkan pandangan hidup kristiani
(christian philosophy).
- See more at: http://www.hidupkatolik.com/2012/05/28/jacobus-tarigan-pr-musik-liturgi-untuk-orang-muda#sthash.2IDSm3ie.dpuf
Menjadi anggota Gereja Katolik berarti kaum muda masuk dalam budaya
kristiani. Ingatlah, budaya kristiani tumbuh dan berkembang dalam
perjalanan sejarah dengan menyerap dan menyaring banyak budaya di dunia.
Maka ungkapan iman dalam liturgi memiliki dimensi interkultural.
Apalagi kaum muda sedang mencari pandangan hidup (philosophy of life).
Dalam situasi psikologis kaum muda ini, justru melalui nyanyian
liturgis, Gereja memberikan dan menanamkan pandangan hidup kristiani
(christian philosophy).
- See more at: http://www.hidupkatolik.com/2012/05/28/jacobus-tarigan-pr-musik-liturgi-untuk-orang-muda#sthash.2IDSm3ie.dpuf